Area Goa Walet di Kawasan Puncak Gunung Ciremai Terbakar

NURYAMAN/"PRLM"
NURYAMAN/"PRLM"
PETUGAS Pengelola jalur pendakian Gunung Ciremai jalur Palutungan Endun Abdulah meneropong kawasan lereng Gunung Ciremai dari halaman Pos Pendaftaran Pendaki Jalur Palutungan di Dusun Palutungan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Minggu (12/10/2014) siang. Kawasan puncak gunung tersebut terus dipantau dari dua pos jalur pendakian lainnya menyusul adanya kebakaran pada Minggu (12/10/2014) dini hari.*
KUNINGAN, (PRLM).- Tumbuhan bunga edelweiss dan aneka tumbuhan perdu lainnya di seputar area Goa Walet kawasan puncak Gunung Ciremai, terbakar, Minggu (12/10/2014) pagi. Asal usul api penyebab kebakaran hutan perdu di pos peristirahatan terakhir pendaki mendekati puncak gunung berapi tertinggi di Jawa Barat itu, diduga kuat berasal dari api unggun pendaki.
Goa Walet di lereng gunung tersebut berada di tepi jalur pendakian berjarak sekitar 200 meter ke bagian atas dari titik pertemuan antara jalur pendakian dari Apuy, Kabupaten Majalengka dengan jalur pendakian dari Palutungan, Kabupaten Kuningan. Tepatnya berada di titik ketinggian sekitar 2.950 meter di atas permukaan laut, bagian barat daya lereng puncak Ciremai.
Menurut petugas pengelola pendakian Ciremai jalur Palutungan Endun Abdulah, dan petugas pengelola jalur Apuy Indi, kebakaran hutan di Goa Walet itu, mulai terjadi sekitar pukul 3.00. "Menurut laporan dari tim yang kami berangkatkan ke Goa Walet tadi pagi, serta informasi dari para pendaki yang baru turun siang ini, kebakaran itu pada pukul 5.00 tadi pagi pun, sudah berhasil dikendalikan serta dipadamkan total oleh para pendaki," tutur Indi, yang dihubungi Pikiran Rakyat melalui telefon, Minggu (12/10/2014) siang.
Indi maupun Endun Abdulah yang dihubungi "PRLM" secara terpisah, Minggu siang memastikan kebakaran di kawasan puncak Ciremai Minggu pagi itu, hanya melanda tumbuhan perdu dalam area Goa Walet. Pernyataan yang sama juga diungkapkan fungsisonal pengendali ekosistem hutan Mufti Ginanjar dan Koordinator Polisi Hutan Mufrizal dari Balai Taman Nasional Gunung Ciremai.
Mereka meyakinkan, asal usul api kebakaran hutan perdu di area tersebut berasal dari perapian api unggun pendaki. Namun, sejauh ini pihak pengelola pendakian jalur Apuy mapun Palutungan serta pihak BTNGC, menyatakan tidak sampai mengetahui pendaki atau kelompok pendaki pembuat api unggun biang terjadinya kebakaran tersebut.
Teramati "PRLM" menyusul adanya informasi kebakaran tersebut, para petugas pengelola di pos pendakian jalur Palutungan, dan Jalur Linggajati di Kabupaten Kuningan, sejak pagi hingga siang Minggu (12/10/2014) terus berusaha mengamati kawasan puncak Ciremai dari sekitar pos pendaftaran pendaki. Namun, sepanjang hari itu kawasan puncak Ciremai terpantau dari bawah terus menerus tertutup awan tebal.
Berdasarkan catatan "PR", hampir sekeliling lereng kawasan puncak Ciremai berisi hamparan bunga edelweiss dan aneka tumbuhan perdu lainnya, pada tahun 1997 pernah terbakar. Pada saat itu, tenaga pemadam yang dikerahkan ke kawasan puncak, sebagian besar hanya bisa berupaya menghambat api supaya tidak turun membakar ke kawasan hutan rimba. Upaya tersebut di antaranya dilakukan dengan cara membuat dandangan penyekat api di bagian bawah area yang sedang terbakar.
"Api yang berkobar di atas, hampir dibiarkan saja bablas melahap tumbuh-tumbuhan. Masalahnya, medan di seputar kawasan puncak yang sedang terbakar sulit ditembus orang," ujar Suparta Alea salah seorang sukarelawan yang turut dalam upaya pemadaman kebakaran puncak Ciremai pada tahun 1997, saat ditemui "PR" di pos pendaftaran pendaki Jalur Linggajati, Minggu (12/10/2014).
Menurut keterangan dari para petugas pengelola tiga jalur pendakian Ciremai, serta dari para pendaki, aneka tumbuhan perdu yang berada di kawasan lereng puncak gunung tersebut, saat ini sebagian besar sudah mengering akibat kemarau.
"Dalam kondisi seperti itu buangan puntung rokok yang masih menyala pun, bisa menjadi pemicu kebakaran. Oleh karena itu, kami bersama para petugas pengelola jalur pendakian Ciremai, selalu menekankan kepada para pendaki agar tidak membuang puntung rokok yang masih menyala di kawasan Gunung Ciremai," kata petugas fungsional pengendali ekosistem hutan BTNGC Mufti Ginanjar.
Kalau pun, terpaksa harus membuat api unggun untuk menghangatkan badan, ujarnya menambahkan, harus dipastikan dibuat pada area kosong tumbuhan. "Itu pun, nyala apinya harus terus dijaga dan dikendalikan jangan sampai terlalu besar. Dan, ketika hendak ditinggalkan bekas api unggun itu harus dipadamkan dulu serta dipastikan benar-benar telah padam total," kata Mufti.(Nuryaman/A-108)***
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment