ini adalah cara bagaimana otak anda menghapus trauma


Kenali Bagaimana Cara Otakmu Menghapus Trauma

Kenali bagaimana cara otak anda menghapus trauma
Baru-baru ini, sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengingat informasi baru ternyata menyebabkan ingatan yang lain akan terlupakan.
Sesungguhnya otak kita tidak mampu mengingat informasi secara tak terbatas: penelitian mengindikasikan bahwa ingatan bekerja dengan sistem satu jalur: satu informasi masuk, maka yang lain keluar.
Proses mengingat kembali menyebabkan seseorang melupakan ingatan yang lain. Hal ini berarti usaha kita untuk mengingat-ingat kembali suatu hal, menyebabkan kita melupakan hal yang lain.
Berusaha mengingat sesuatu (wikihow.com)
Berusaha mengingat sesuatu (wikihow.com)
Penelitian mengenai mekanisme otak menyimpan ingatan ini digagas atas kerjasama Universitas Birmingham dan Universitas Cambridge bagian studi Unit Otak Kognitif. Penelitian ini adalah yang pertama kali dilakukan untuk menguji mekanisme ‘lupa’ dan memonitoring perubahan yang muncul ketika kita mencoba mengingat hal baru. Riset ini melibatkan 24 partisipan yang diminta mengasosiasikan berbagai kata dengan dua gambar orang terkenal, pemandangan, dan objek yang tidak ada hubungannya satu sama lain.
Mereka kemudian diperlihatkan kata kunci dan diminta mengingat gambar yang berhubungan dengan kata itu, lalu memilih sebuah gambar sebagai ingatan dominan. Contohnya, jika kata ‘pasir’ awalnya diasosiasikan denga foto Marilyn Monroe, dan kemudian dengan topi, maka partisipan akan menekan tombol yang mengindikasikan bahwa yang mereka ingat pertama kali adalah Monroe.
Kata kunci diulang sampai poin tertentu selama tes, yang merujuk pada hasil bahwa foto Monroe lebih sering diasosiasikan dengan pasir daripada kata tersebut dengan topi. Semakin sering pilihan tersebut muncul, semakin banyak bukti bahwa mengulang suatu pemikiran akan membuatnya lebih jelas diingat.
Partisipan yang berulang kali ditanya dengan pertanyaan yang sama, kemungkinan kehilangan fokus pada ingatan lainnya yang masih memiliki asosiasi.
Ingatan partisipan tentang topi menjadi semakin lemah, dan meraka semakin tidak sulit dalam membedakan foto mana yang pertama kali diperlihatkan, ketika diberikan pilihan antara foto Monroe dan topi tadi. Fakta bahwa satu ingatan menjadi lebih jelas sementara yang lain semakin pudar menunjukan bahwa kita memiliki kemampuan untuk menghapus ingatan tertentu.
“Mengingat dapat menyebabkan lupa”, terang salah seorang peneliti, Dr. Michael C. Anderson, yang telah mengerjakan essay tentang teori represi ingatan selama karirnya. “Mengingat merupakan bentuk aktif dari melupakan yang tidak terlalu disadari oleh orang-orang. Pola bagaimana kita menggunakan ingatan kita dapat menentukan apa yang masih dapat diakses dan tidak dari ingatan.”
“Lupa muncul ketika ada hal lain yang mengintervensi dan mengganggu proses mengingat, sehingga mekanisme kontrol ingatan bekerja untuk menekan distraksi yang muncul,” ungkap Dr. Anderson dalam tulisannya. Ia menganggap hal tersebut mengejutkan, dan lebih lanjut dapat menerangkan tentang ingatan selektif dan tipuan terhadap persepsi diri sendiri.”
Kemampuan untuk mengontrol apa yang kita ingat memiliki implikasi yang sangat besar, mulai dari memprogram ulang trauma pada korban untuk menyingkirkan ingatan yang menyakitkan, hingga memperkuat kemampuan kita untuk mengingat suatu jenis informasi tertentu.
“Pada kasus pengalaman yang benar-benar traumatis, sangat penting mencegah ingatan yang mengganggu dari suatu trauma untuk mendominasi kehidupan sehari-hari,” tambah Dr. Anderson. “Orang – orang yang teringat akan sesuatu terus menerus, membuat masa lalu dan mimpi buruk mereka menjadi hal yang sangat mengganggu, bahkan dapat menjadi hal yang sangat melelahkan. Karenanya, ada keuntungan dalam mengurangi pengaruh dari hal-hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.”
Penelitian tersebut juga mencatat bahwa hal ini dapat menjadi pertimbangan dalam proses pengadilan, di mana saksi mata yang diberikan pertanyaan yang sama berulang kali kemungkinan kehilangan fokus dalam mengasosiasikan ingatannya, membuat kesaksiannya kurang terpercaya.
Sementara sisi positif dari mekanisme otak ini mengungkapkan, perlu adanya pertimbangan bagi pemilihan atau seleksi ingatan yang lemah. Kembali pada masalah yang muncul bagi saksi di pengadilan tadi, hal ini dapat mengarahkan saksi mata untuk memprogram dirinya agar melupakan informasi vital.
Proses mengingat hal baru guna melupakan hal lama juga dapat menjadi jalan keluar dari lingkaran represi. Ini terjadi di mana seseorang sulit untuk menyelesaikan masalah yang mereka alami, sehingga mereka lebih memilih untuk melupakan daripada menyelesaikan masalahnya, dengan tujuan agar tak melibatkan emosi mereka.
Kemampuan otak untuk secara aktif mengontrol ingatan kita mungkin berguna bagi sebagian orang, tetapi mengubur dalam- dalam ingatan yang menyakitkan adalah hal yang tak disarankan dalam penelitian ini.

Disadur dari thedailybeast.com
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment